Sewaktu menulis tulisan ini, saya jadi teringat dengan iklan di radio, di mana ada satu orang (A) yang sedang menceritakan tentang temannya (B) kepada temannya yang lain (C). Dalam iklan tersebut si A sangat kesal dengan temannya B karena ketika B berbicara, B selalu mengulang-ulang perkataannya. Namun ketika menceritakan tentang gaya bicara B tersebut, tanpa disadari si A juga menceritakan temannya itu dengan gaya bahasa berulang-ulang, persis dengan apa yang dilakukan oleh B.
Ketika menulis tentang Hati-Hati, saya juga merasakan adanya gaung yang sama di otak saya ketika mendengar iklan tersebut. Seakan semuanya diulang-ulang tak karuan. Hati-hati lagi-lagi hati-hati.
Berapa banyak orang dalam hidup anda yang selalu memperingatkan anda untuk berhati-hati?
Berapa banyak pengalaman yang dapat mengajarkan anda untuk berhati-hati?
Tapi terkadang, anda ingin terjun ke dalam jurang ketidak-hati-hatian. Kenapa?
Anda tahu ini salah, anda tahu ini terlarang. Tapi apakah ke-tahuan kita membuat kita menjadi berhati-hati?
Seharusnya iya, tapi ternyata belum tentu.
Seperti sebuah novel yang sudah kita ketahui akhir ceritanya.
Apakah kita akan berhenti membacanya?
Ada orang yang berhenti membaca karenanya.
Namun ada orang yang tetap membacanya sampai habis, karena penasaran dan ingin mengalami proses pengakhiran cerita itu. untuk apa? entah..
Terkadang hanya karena rasa ingin tahu, atau sepi yang membuatnya bosan dan tak ada kerjaan.
Hati-hati
Mereka bilang aku harus hati-hati
Akan apa? Banyak hal..
Sesungguhnya aku tahu apa maksud mereka
Yang terungkap maupun yang tidak terungkap
Yang tulus maupun yang tercampur dengan ketidakrelaan..
Aku tahu.
Tapi untuk sekarang, bagiku biasa saja.
Terlalu menawan untuk tidak tertawan mungkin hahahha..
Bagaimana dengan diriku?
Aku juga selalu memperingatkannya untuk berhati-hati
Jadi, apa aku menjadi hati-hati?
Tidak
Aku tidak berhati-hati, walaupun aku tahu aku harus
Tapi, ya memang harus begini
Melakukan sesuatu dengan tidak hati-hati
Untuk mendapatkan kesadaran diri
Untuk berhati-hati
Apa itu berlaku padaku?
Tidak, aku tidak berhati-hati untuk kesadaran diri
Aku melakukan tindakan tidak berhati-hati
Untuk merasakan ketidak-hati-hatian
Adrenalin memangkas habis kehati-hatianku
Dan rasa ingin tahu yang tinggi tak membuatnya menjadi lebih hati-hati
Untungnya aku cepat bosan dan meninggalkannya
Untungnya aku cepat merasa bersalah dengan ketidak hati-hatian
Tapi tidak sekarang
Jadi, biarkan aku bertindak tidak hati-hati
Lihatkan? Aku telah merasakannya lagi
Aku telah mendapatkannya lagi
Selalu, aku merengkuh yang ku ingin sebanyak yang ku mau
Sampai pada akhirnya aku pergi..
Berpaling pada kehati-hatian yang penuh.
Egoiskah? Ya, tentu saya. Lalu kenapa?