TIM PENA (Pendampingan Anak Berkebutuhan Khusus) AT BISMELANAG 170509

Standard

Ahhh, rasanya saya masih ada di dunia mimpi ketika menyusuri Jalan Sudirman pagi itu menuju kampus. Rasa kantuk akibat kurang tidur semalam seakan menyumbat habis pasokan oksigen ke dalam otak saya, sehingga setiap beberapa saat saya diwajibkan untuk menguap, meraup oksigen sebanyak mungkin dan serakus mungkin dari udara Ibu Kota Jakarta tercinta yang penuh polusi dan racun ini (dan ketika menulis ini tiba-tiba saya dihinggapi rasa takut mati muda akibat polusi hahahaa). Hari ini adalah hari yang dinanti-nanti oleh TIM PENA setelah persiapan yang kami lakukan selama berminggu-minggu. Hari ini kami akan mengadakan acara perayaan “Ulang Tahun Pena ke-7” di Bismelanag (kawasan BSD). Di tempat ini kami akan bersenang-senang bersama anak-anak dampingan kami dengan melakukan outbond dan permainan seru yang memiliki nilai-nilai edukatif lainnya.

Kami berkumpul di Atmajaya pukul 7 pagi. Oke, oke saya mengaku dosa, saya terlambat sekitar beberapa menit, namun meskipun begitu saya telah mengangkat box aqua yang berat ke dalam bus yang letaknya jauh itu loh (sedikit pembelaan diri atas keterlambatan hahahha xP). Setelah semua anggota berkumpul dan persiapan telah rampung, 3 bus yang kami sewa itu pun melaju dari Atmajaya menuju tempat yang berbeda dengan satu tujuan akhir (duilah..), Bismelanag BSD. Satu bus menjemput anak-anak di Yayasan Dian Mitra Senen, satu bus menjemput anak-anak di Yayasan Mitayani Pasar Minggu dan bus terakhir yang saya tumpangi langsung menuju Bismelanag.

Saya duduk sebangku dengan Mungil sedangkan Itik dan si Bisnis Woman (yang akan saya persingkat dengan kata Biswo) di belakang saya. Sepanjang perjalanan kami terus bercerita, tak lupa berfoto-foto walaupun gagal karena sinar matahari yang terlalu ”mentereng” (membuat hasilnya terlalu jujur dan memperjelas flek-flek muka hahaha) dan jendela yang tidak dapat ditutup padahal bus melaju sangat kencang di jalan Tol (kami serasa berada di ujung kapal Titanic yang sedang terkena badai angin). Kami mengisi waktu dengan melihat foto dan video ”anak-anakku” yang loreng-loreng, imut, lucu dan menggemaskan itu. Ahhh, aku jadi rindu dengan ke tiga mahluk halus itu (sekalian sama papinya juga deh) ahahahahaa (prett!!). Sesekali Mungil curhat colongan mengenai pacar barunya sambil membahas topik ”karat-berkarat” yang sangat tidak penting dan makin lama semakin ”gak bener” dan melenceng dari akal sehat (ketawan kan otak lu isinya apaan wahai mahluk mungil? hahahahahhaaa *piss).

Jalan tol itu terlihat sangat kosong dan sepi. Saya menikmati tiupan lembut angin (yang sebenernya gak ada lembut-lembutnya, kenceng mampus! tapi berhubung jendelanya seret alias macet, yaudahlah ya, dinikmati aja), ditemani dengan deru mesin yang membuat saya mengurungkan niat untuk berbicara apa pun kepada Itik dan Biswo di belakang saya (harus terik-teriak soalnya baru kedengeran). Saya terbayang tentang ke-ngerian di 2 minggu terakhir sebelum acara, di mana biaya yang kami kumpulkan masih ”teramat sangat minim parah sekali banget-bangetan”-lah pokoknya (maaf ya saya tidak bisa menemukan kalimat yang tepat untung menggambarkan bahwa dana yang kami kumpulkan masih kurang dari 10% dari estimasi kebutuhan acara. Hmm, okey kalimat terakhir ini tampaknya boleh juga ya??). Sebagai koordinator dana sekaligus bendahara, jantung ini rasanya berdegup terus, tidur susah, makan pun tak mau (Lebay Mode: ON) hahhahaa. Beruntung kami memiliki TIM Acara Ulang Tahun PENA yang sangat kompak dan bertenggang rasa, rajin menabung dan Tepo Seliro, sehingga akhirnya di detik-detik terakhir dana dapat tertutupi. (Thanks ya semu panitaa, love you all dah pokoknya, terutama anak buah saya tercintahhhh seksi dana.. cuuuupsss muah! hehhee). Perjalanan yang cukup jauh dan berliku ini membuat saya jadi sedikit berhalusinasi. Entah mengapa saya yakin benar bahwa ada sebuah lagu yang diputar berulang-ulang di otak saya, liriknya kurang lebih begini ”Mendaki gunung, lewati lembah…. bersama teman, berpetualang”, yang belakangan saya ketahui sebagai soundtrack dari film Ninja Hatori hahahhaha.

Ketika kami sampai, sang pemilik tempat langsung menghadang dengan mobil kecil bertenaga surya-nya itu. Ini dia, seorang bapak berambut putih dan berhati mulia yang sangat membantu kami mempersiapkan tempat untuk acara ini. Saya melihat tempat Bismelanag itu ke dalam 6 area yang terdiri dari 3 area permainan dan 2 area edukatif dan 1 area campuran permainan dan edukatif.

Tiga area permainan antara lain :

  • Area Flying Fox
FLYING FOX

FLYING FOX

Area Flying Fox ini terdiri dari 2 jenis Flying Fox yaitu, Flying Fox pendek (untuk anak kecil), dan Flying Fox panjang (untuk dewasa). Flying Fox panjang ini melewati sebuah sungai. Sebelum menaiki flying fox, saya harus sedikit pemanasan dengan panjat tebing. Yah, berhubung saya agak addict dengan permainan yang memacu adrenalin jadi saya merasa biasa saja, bahkan tidak satu suara pun saya keluarkan ketika meluncur di flying fox itu xP. Namun, betapa senangnya melihat wajah anak-anak dampingan kami yang sangat senang dan bersemangat untuk mencoba permainan itu.

17052009(003)

  • Area Bermain Rintangan

Rintangan 2

Sesungguhnya saya tidak tahu benar apa namanya hahhaha. Namun untuk gambaran saja, area ini seperti area bermain rintangan di acara-acara kuis seperti whiped out dan semacamnya. Nah, yang di BSD ini whiped out versi anak TK dan gak ada airnya pula (whiped out tapi gak ada air hahahahaa.) yang banyak jaring-jaring, ban-ban dan cat warna-warni di mana-mana.

  • Area Canoying

n704934666_1773292_5478044

Di sini ada danau kecil di mana semua orang dapat mengelilinginya dengan berlayar menggunakan kano atau perahu plastik kecil yang dikayuh dengan tangan.

Dua area edukatif antar lain :

  • Area Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Di area ini terdapat sebuah alat penangkap energi tata surya. Berbentuk lebar dengan lempengan-lempengan tipis berwarna biru sebagai molekul yang menangkap energi itu. Alat ini tampaknya belum diproduksi di Indonesia dan masih harus diimport dari luar negeri. Saya berdecak kagum melihat penemuan ini, bagaimana tidak. Manusia selama ini seperti kecaduan bensin (maksudnya kecanduan make bensin, bukan ngehirup bensin atau malah minum bensin loh hoho), segala sesuatu memerlukan minyak bumi dan batu bara sebagai bahan bakar. Belum lagi melihat polusi yang ditimbulkan akibat pembakaran tersebut terutama dengan menggunakan batu bara. Aduuuh. Saya berdoa semoga teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini bisa lebih dapat dikembangkan demi keselamatan anak cucu kita nanti. Dapat dibayangkan betapa mudahnya kehidupan jika teknologi ini dapat berkembang. Tenaga Surya ada di mana-mana, mudah didapat dan yang pasti gratis.

  • Area Pembudidayaan Lobster.

Di sini kami belajar tentang pembudidayaan Lobster. Untuk pemula, yang perlu disediakan adalah 3 akuarium. Satu akuarium untuk tempat ”perkawinan” lobster. Lobster betina akan bertelur dan mengerami telurnya. Telur-telur itu terlihat melekat di perut si betina, semakin lama warnanya semakin memerah dan masak. Setelah telur-telurnya mulai menetas, segeralah masukan anak-anak mungil itu ke akuarium ke dua. Mengapa baru lahir langsung dipisahkan dengan ibunda? Betapa kejam. Namun yakin lah teman-teman, si ibunda ini lebih kejam lagi. Melihat anak-anaknya yang mungil itu (mungkin saking gemesnya) dia bisa khilaf dan mengunyah anak-anaknya itu, atau dengan kata lain mereka itu ibu-ibu kanibal =(. Setelah telur-telur menetas, si ibunda perlu dimasukkan ke akuarium ketiga. Mengapa tidak dimasukkan saja ke kolam pertama? Karena ibunda yang baru menetaskan anak-anaknya ini masih trauma, dia tidak siap untuk dikejar-kejar para pria hidung belang yang di akuarium pertama. ”Si betina butuh istirahat agar tidak stres”. Begitu penjelasan sang ibu yang bertugas menjelaskan di area Pembudidayaan Lobster ini (penjelasan si ibu hanya di kalimat terakhir yang memakai tanda petik, kalimat sebelumnya itu merupakan keterangan yang saya dengar dan saya dapat dari lobsternya sendiri).

Area Campuran:

  • Kolam Lumpur

Area ini terdiri dari sepetak sawah (yang sudah pasti berlumpur dong pastinya ya), dan juga sebuah perosotan yang berakhir di sepetak kolam lumpur, dan yang terakhir sepetak kolam lumpur yang digunakan untuk melakukan olahraga bola lumpur di mana terdapat 2 gawang di kedua sisinya seperti lapangan bola biasa namun dengan luas yang lebih kecil. Area sawah digunakan untuk mempelajari bagaimana caranya menanam padi. Entah berapa lama saya tertawa melihat Vina yang selalu terperosok ke dalam lumpur, bahkan terkadang sampai setinggi pinggulnya ketika mencoba melangkah di areal sawah itu. Melihatnya berusaha lepas dari lumpur seakan lebih mengasyikkan daripada melihat si Pak Tani yang sedang mengajarkan cara menanam padi yang benar heheheee.

Demikianlah kira-kira gambaran kawasan Bismelanag dan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan.

Tapi ada satu permainan lagi. Permainan yang sengaja dibuka pada detik-detik terakhir sehingga hanya saya dan Sasti lah yang sempat (atau mungkin berani) mencoba permainan ini. Saya sangat-sangat tertarik dan tidak sabar mencoba permainan ini ketika melihat satu pekerja mencontohkan ”cara mainnya”. Pekerja itu terlihat terpantul-pantul tak karuan, terlontar tinggi ke udara. Permainan Trampolin ini terlihat begitu mengasyikkan dibanding permainan yang lain menurut saya. Akhirnya saya mengajukan diri sebagai sukarelawan pertama, tepatnya ”tumbal percobaan” permainan ini. Saya tidak tahu kalau keputusan itu merupakan kesalahan yang mengawali kejadian-kejadian mengenaskan selanjutnya.

TRAMPOLIN

TRAMPOLIN

Beberapa pekerja memasangkan pengaman pada tubuh saya, setelah itu mengaitkannya pada dua tali di kanan kiri tubuh saya. Tali itu lalu menarik saya ke atas sehingga tubuh saya melayang. Aww, asiiiiiik itu hal pertama yang terlintas di otak saya. Saya segera memulai loncatan pertama. Wow, saya merasa seperti Michael Jordan, satu loncatan sederhana saja dapat membawa saya terbang tinggi. Tiba-tiba seorang pekerja menarik pengaman saya ke bawah dengan maksud membantu saya untuk mendapatkan loncatan yang lebih tinggi. Namun betapa malang, si pekerja berwajah macho dan bergaya koboi itu harus tergelincir dan jatuh ketika mendarat bersama saya di permukaan trampolin. Kesalahan yang dia lakukan adalah dia masih mengenakan kaus kaki yang membuat permukaan trampolin terasa licin. Saya pun mulai bisa beradaptasi dan segera melakukan roll ke belakang. Huuuaaahhhh, rasanya sangat menyenangkan melakukan roll itu dan mendengar sorakan dari para penonton, serasa menjadi atlet Loncat indah yang melayang-layang di udara. Saya begitu senang dan berusaha menambah ketinggian loncatan saya. Saya menekuk lutut saya lebih dalam seiring dengan mendaratnya telapak kaki di permukaan trampoline dan menghentakkannya kuat-kuat dan yak !! Saya memutar tubuh saya ke belakang untuk melakukan roll double special (rencananya gitu ya). Hahahahhaha…

Tapi ketika saya mulai mengangkat kaki saya ke atas melampaui tubuh saya, saya mendengar ada teriakan-teriakan gelisah (yang tadinya saya kira teriakan menyemangati). Ketika tubuh saya sudah mulai berbalik tiba-tiba terdengar bunyi “Bump!!” kaki saya tersangkut sesuat, tepatnya membentur sesuatu, atau lebih tepatnya lagi “menghantam” sesuatu dengan “keras”. Saya seakan kehilangan keseimbangan tubuh akibat benturan keras itu, tapi untungnya saya dapat berdiri kembali karena tarikan kedua tali yang ada di kanan kiri yang dapat menyeimbangkan tubuh saya. Dalam proses mengembalikan keseimbangan dengan tangan agak merentang, saya mulai mendengar gelak tawa dari teman-teman yang menyaksikan atraksi saya itu. Pikiran saya masih lugu dan tak tahu apa-apa karena berkonsentrasi mengembalikan keseimbangan dan memahami apa yang barusan terjadi. Ketika saya telah berdiri dengan mantap, mata saya menangkap ada sesuatu tergeletak di kaki saya. Ternyata sesuatu itu hidup dan bergerak dan belakangan saya tahu bahwa sesuatu itu adalah seorang pria yang ternyata dari tadi sedang terkapar di depan saya. Siapakah pria ini? Apakah malaikat bandel yang diusir dari surga dan dijatuhkan dari langit? atau apa? Ternyata pikiran saya tidak terbukti dan terlalu ngawur, karena dirinya hanyalah salah seorang pekerja Bismelanag. Saya lalu bertanya-tanya pada para “pemirsa” yang menyaksikan kejadian tadi. “Ada apaan siy? Gimana? Tadi kenapa?”. Bertubi-tubi pertanyaan tak kunjung terjawab karena para pemirsa sibuk tertawa seraya memegang perut mereka supaya tidak meledak (mungkin). Saya berharap Biswo merekam kejadian tadi, namun sambil terus tertawa Biswo menjawab dengan gelengan. Ahhhh, apa yang sesungguhnya terjadi? Saya penasaran. Saya pun akhirnya tertawa. Tertawa karena melihat bagaimana cara teman-teman lain tertawa dan melihat sang pekerja yang seakan terhuyung-huyung dengan muka memerah (saya tidak bisa memutuskan mana yang lebih lucu). Entah bagian mana dari tubuh si pekerja itu yang baru saja saya dzolimi tadi hahhahahha….  Permainan pun kemudian dilanjutkan tanpa adanya insiden tambahan lain. 😉

Setelah selesai bermain dan belajar bersama, kami dapat menikmati hidangan siang yang sudah disediakan. Setelah itu tibalah acara “Pemotongan Kue Ulang Tahun” yang akan dilakukan oleh Bapak Pemilik tempat Bismelanag (yang saya lupa namanya siapa) sebagai puncak acara. Bapak ini telah membantu kami menyediakan tempat yang sangat menyenangkan bagi acara Ulang Tahun Tim PENA ke-7, kami pun sangat berterimakasih. Kami menyanyikan lagu “selamat ulang tahun” untuk PENA, meniup lilin bersama, dan menyantapnya bersama-sama pula. Ahhh, indahnya kebersamaan. =)

PEMOTONGAN KUE

Bismelanag 170509 sungguh hari yang menyenangkan. Kami dapat bermain, tertawa, bersenang-senang, belajar dan terlebih kami dapat berbagi dengan anak dampingan kami. Melihat tawa mereka merupakan hal yang paling berarti hari ini dan membuatnya terasa menyenangkan. Lelah, letih dan semua jerih payah untuk mempersiapkan acara ini, terbayar sudah.

pena rame-rame

Sukses terus TIM PENA !!

8 responses »

  1. dasaar titinaaaaa,, dudul deeh.. hahahaaa… masih inget ajaa si nabrak mas2,, berkesan banget deh nampaknyaa.. hehee..

    foto2nya gue kenal banget deh.. yang moto jago deh momentnya pas semuaa.. hahahahahaaa

  2. keren banged KA .. jadiinget waktu di BSD ,
    kira² PENA masih berjalan apa gimana ka ..?
    kalo masih udah brp tahun ..??

    kaos dari PENA masih saya pake smape sekrang
    kenang²an kebersamaan ..

    Baru liat BLOG ini … ada foto saya juga lagi tapi sayang yang di pajangmuka saya gak kliatan
    wkwkwk …
    yang samping jun .. yg pake baju item .>!!

    jadi kangen masa² bisa kumpul” lagi .. di yayasan
    sekarang yayasan mitayani entah kemana , kami pun mencar kemana mana

    andai aj bisa di ulang ..!!

Leave a comment